Pre Test - Manajemen Kontrol Programming
1.
Perencanaan
(Planning)
Tugas utama dari manajemen dalam tahap ini
adalah untuk memperkirakan kebutuhan besarnya sumber daya (khususnya jam kerja)
yang dibutuhkan dalam pengembangan, pengadaan, dan penerapan software. Jika,
sebagai contoh, s/w di buat di rumah (in house), manajemen harus berusaha untuk
memperkirakan berapa jumlah baris kode (program) yang di ketik atau banyaknya
fungsi yang di buat.
Jika
suatu software akan dikembangkan dan diimplementasikan secara in-house,
manajemen harus memanfaatkan lima teknik perencanaan biaya yang di buat oleh
Boehm (1984) sbb :
1. Algorithmic
Models (model algoritma) : model ini akan memperkirakan jumlah
sumber daya yang dibutuhkan berdasar pada faktor biaya, sebagai contoh
memperkirakan jumlah instruksi yang harus di ketik (di tulis), bahasa
pemrograman yang digunakan, dan perubahan pada permintaan kebutuhan. Dengan
menggunakan model COCOMO (Boehm’s (1981)).
2. Expert Judgment (penilaian seorang
ahli), seorang ahli dapat memperkirakan kebutuhan sumber
daya yang diperlukan dalam proyek / pembuatan program. Menurut penelitian
Vicinanza et el’s (1991), seorang ahli dapat menjadi pembuat perkiraan yang
lebih baik untuk menentukan sumber daya jika dibanding dengan model algoritma.
3. Analogy
(analogi) : jika proyek software yang sama pernah dibuat, penentuan sumber
daya yang dibutuhkan dapat di dasarkan pada pengalaman sebelumnya.
4. Top-Down
Estimation (Perkiraan atas-bawah) : proyek di pecah kedalam beberapa tugas
(pekerjaan), dan penentuan sumber daya yang dibutuhkan oleh setiap tugas
tersebut baru dibuat.
5. Bottom-Up
Estimation (Perkiraan bawah-atas) : jika tugas-tugas sudah di buat terlebih
dahulu, kebutuhan sumber daya untuk masing-masing dapat diperkirakan dan di
satukan / dikumpulkan untuk keperluan seluruh kebutuhan proyek.
Selain
memperkirakan kebutuhan sumber daya, manajemen juga harus memutuskan tujuan
dari keputusan penting yang dibuat selama fase perencanaan seperti :
Pengendalian (Control)
Pada
tahap control ini, ada
dua tujuan utama yaitu :
1. Untuk memonitor kemajuan dan beberapa
tahap pada siklus hidup s/w agar tidak bertentangan dengan rencana awal.
2.
Mengontrol tugas pengembangan, pengadaan dan implementasi s/w, agar s/w dapat
di produksi secara autentik, akurat dan lengkap.
Untuk
memonitor agar control
tidak bertentangan dengan rencana awal, beberapa teknik dapat digunakan seperti
:
1.Work Breakdown Structures (WBS),
dengan teknik ini kita dapat mengidentifikasi tugas-tugas yang spesifik untuk pengembangan,
pengadaan, dan implementasi s/w yang dibutuhkan. (Mc.Leod and Smith 1996)
2.Gantt
Chart, dapat digunakan untuk membantu mengatur tugas (schedule). Teknik ini akan menunjukan kapan tugas
harus dimulai dan diselesaikan, tugas apa yang harus dibuat bersama-sama, dan
tugas apa yang harus dihasilkan secara serial.
3. Program
Evaluation and review technique (PERT), menunjukan tugas-tugas
yang harus diselesaikan, bagaimana hubungannya, kebutuhan sumber daya apa untuk
setiap tugastugasnya.
Seorang
auditor harus mempunyai dua perhatian khusus pada tahap control, yaitu :
1. Auditor
harus dapat mengevaluasi apakah fungsi dari aktivitas control dapat diterapkan juga pada software
yang berbeda.
2. Seorang auditor harus dapat mengumpulkan bukti
apakah prosedur dari suatu control
sudah dijalankan dengan benar dan dapat dipercaya.
2.
Perancangan
(Design)
Dalam tahap desain, seorang programmer bertugas untuk
menspesifikasikan struktur dan operasi dari program untuk menemukan artikulasi
yang dibutuhkan selama tahap proses informasi sistem desain dari pengembangan
sistem. Selama tahap ini, perhatian utama seorang
auditor adalah untuk menentukan apakah programmer menggunakan suatu tipe khusus
dari pendekatan sistematik untuk desain. Auditor harus mengubah keinginannya
berdasarkan beberapa faktor seperti ukuran dan bahan dari suatu program.
Seorang auditor juga dapat memperoleh bukti dari
proses desain dengan melakukan interview, observasi, dan review dari
dokumentasi. Mereka dapat berkomunikasi dengan programmer, apakah mereka dapat
memahami tentang kebutuhan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik untuk
desain, jika ya, bagaimana menggunakannya. Auditor juga dapat mengamati apakah
programmer menggunakan pendekatan sistematik untuk mendesain program. Mereka
juga dapat meninjau dokumentasi program, apakah memiliki struktur chart sebagai
bukti programmer menggunakan pendekatan yang sistematik untuk mendesain.
3. Pengkodean (Coding)
Tahap koding (pengetikan / penulisan program)
dilakukan pada saat s/w akan dibuat atau dimodifikasi. Selama tahap ini,
programmer akan menulis dan mendokumentasikan source code (program sumber) dalam
bahasa pemrograman untuk mengimplementasikan desain program.
Auditor perlu mencari bukti yang benar dengan cara uji
coba oleh manajemen program dalam memilih strategi implementasi modul dan
integrasi. Khususnya pada program yang besar, penggunaan strategi yang salah
(jelek) dapat mengakibatkan program yang dihasilkan menjadi kurang berkualitas.
Auditor dapat melakukan wawancara untuk menguji apakah manajemen menggunakan
pendekatan sistematik untuk memilih strategi implementasi modul dan integrasi.
Mereka juga dapat menguji dokumentasi program untuk memperoleh bukti tipe
strategi yang telah di adopsi (di pilih).
4. Pengetesan
(Testing)
Testing
adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengindentifikasikan
etidaksesuaian hasil sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan.
Testing
dilakukan untuk memastikan kualitas (quality assurance) yaitu menguji apakah
sistem informasi yang dihasilkan sesuai dengan Testing dilakukan untuk
memastikan kualitas (quality assurance)
Proses
menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi
yang ada dengan kondisi yang diinginkan(defect) dan mengevaluasi fitur-fitur
dari entitas software.(Standar ANSI/IEEE 1059)
Testing
software adalah proses pengoperasian SW dalam suatu kondisi yang dikendalikan,untuk:
1. Verifikasi berlaku sebagaimana
mestinya
2. Mendeteksi error, dan Validasi, apakah
sudah memenuhi keinginan user
3. Verifikasi :pengecekan/pengetesan
entitas-entitas, termasuk software,untuk pemenuhan dan konsistensi dengan
melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan
4. Validasi : melihat kebenaran sistem,
apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya.
5. Deteksi error :testing untuk mendeteksi
kesalahan secara insentif, yaitu menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi
bilamana tidak seharusnya terjadi .
Alhasil
melalui pengetesan terhadap system akan dapat :
1.
Meningkatkan kepercayaan, tingkat resiko
yang dapat diterima
2.
Menyediakan informasi yang dapat mencegah
terulangnya error
3.
Menyediakan infromasi untuk mendeteksi
error secara dini
4.
Mencari error dan kelemahan/keterbatasan
sistem.
5.
Mencari sejauh apa kemampuan dari sistem
6.
Menyediakan informasi untuk kualitas
produk software
5. Pengoperasian dan Pemeliharaan
(Operation and Maintenance)
Dalam sudut
pandang Sistem Audit, perhatian utama pada operasional program adalah bagaimana
performance program tersebut dapat dimonitor setiap saat. Seseorang harus
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi apabila program perlu perawatan,
kemungkinan lain adalah identifikasi dari kebutuhan perawatan mungkin tidak
terjadi. Akibatnya, bisa terjadi kekeliruan pada database program, kegagalan
dalam pencapaian keinginan user, atau operasi program tidak efisien. Mekanisme formal dalam monitoring status
operasional program sangat diperlukan, ketika pengguna dari program adalah
seluruh anggota organisasi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang.
Ada 3 macam tipe dari perawatan
(maintenance) yang diperlukan agar program tetap beroperasi:
1.Repair-maintenance-errors,
perawatan dengan cara memperbaiki kesalahan.
2.Adaptive maintenance-users needs,
perawatan dengan mengadaptasi pada keinginan user.
3.Perfective maintenance, perawatan
dengan maksud agar diperoleh program yang sempurna.
Perhatian utama
seorang auditor pada fase operation & maintenance adalah untuk memastikan
bahwa fase ini berjalan dengan efektif dan pelaporan secara berkala dapat
dilakukan, serta proses perawatan bisa di kontrol dengan baik. Auditor harus
bisa mencari bukti bawa manajemen telah meninjau sistem dengan baik dan
bertanggungjawab didalam monitoring status dari operasional program. Caranya
dengan melakukan interview (wawancara), observasi, tinjauan pada dokumen yang
menunjukkan bahwa sistem telah beroperasi dengan baik. Selanjutnya mereka harus
fokus pada kualitas dari kontrol proses maintenance.
Sumber:
Comments
Post a Comment