Review Jurnal Implementasi Case Base Reasoning pada Sistem Pakar Dalam Menentukan Jenis Gangguan Kejiwaan / Tugas 3

Latar Belakang
Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang telah banyak menggunakan aplikasi komputer untuk membantu efisiensi kerja. Salah satunya adalah aplikasi sistem pakar. Aplikasi sistem pakar (Expert System) adalah salah satu cabang dari AI (Artificial Intellegence) yang dapat diartikan sebagai sebuah perangkat komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk bidang tertentu yang menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan sebuah masalah.  Namun masih sangat sedikit ditemukannya seorang pakar, khususnya pakar yang memahami dan bisa menangani permasalahan tentang gangguan kejiwaan. Hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang gangguan kejiwaan khususnya gangguan kejiwaan phobia di kalangan masyarakat, khususnya gangguan kejiwaan phobia di kalangan masyarakat terutaman masyarakat yang berada di daerah-daerah yang belum terjangkau.

Tujuan
                Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu paramedis dalam menangani dan mencari solusi dari penyakit gangguan kejiwaan dengan menggunakan metode penalaran berbasis kasus (case base reasoning) dan metode kepastiannya menggunakan certainty factor.

Metode yang dipakai
                Sistem yang dibuat dengan tata cara pasien akan memasukkan gejala-gejala yang dialami dan akan dihasilkan output berupagangguan hasil diagnosa, gejala, penyebab, terapi, dan persentase nilai kepastian yang telah dihitung dengan metode Case Base Reasoning

Dalam pembuatannya digunakan dua metode pengumpulan data yaitu studi pustaka dan wawancara. Studi pustaka dilakukan dengan mencari, membaca, dan mengumpulkan dokumen-dokumen sebagai referensi seperti buku, artikel, dan literatur-literatur tugas akhir yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan wawancara dilakukan langsung dengan Dokter spesialis kejiwaan dr. RA. Kresman, SpKJ. dan Bapak Santoso selaku Psikolog di RSK Puri Nirmala. Hasil perhitungan certainty factor didapat dari perhitungan nilai kepercayaan dan ketidakpercayaan terhadap suatu fakta. Model proses yang digunakan adalah modified waterfall.

Model modified waterfall merupakan pengambangan dari model waterfall, yang membedakan adalah tiap tahapan pengembangan pada metode ini selalu ada feedback sehingga mampu mengakomodasi perubahan tiap prosesnya. Tahapan pengembangannya meliputi: Requirements, Specification, Membangun Basis Pengetahuan, Membuat Tabel Keputusan, Desain, Perancangan user interface dan Implementasi.

Pembahasan
                Terdapat 4 tahapan:
1.       Analisis dan Kebutuhan Sistem
Data yang telah terkumpul akan diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan, dan akan dikomputerisasikan sesuai dengan gejala awal untuk mendiagnosa penyakit gangguan kejiwaan dengan metode forward chaining.

2.       Representasi Pengetahuan
1) Pembuatan basis pengetahuan dan basis aturan, yang berupa pengolahan data gejala, data pengobatan, aturan gejala, aturan pengobatan yang datanya didapat dari pakar dan dari sumber yang bersangkutan. Basis aturan berfungsi untuk membuat aturan antara data penyakit dengan data gejala dan data solusi.

2) Penggunaan mesin inferensi yang penelusurannya dilakukan dengan memasukkan gejala-gejala yang terjadi pada pasien gangguan kejiwaan, selama konsultasi antar sistem dan pemakai, mesin inferensi dengan metode fordward chaining menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar dan memberikan hipotesa yang benar

3.       Perancangan Sistem
                Tahapan ini meliputi pemodelan proses, terdiri dari diagram konteks dan diagram alir data. Sedangkan pemodelan datanya terdiri Entity Relationship Diagram (ERD), mapping table serta rancangan tabel. Perancangan masukan, keluaran dan rancangan menu yang digunakan berfungsi untuk menampilkan menu-menu yang ada dalam aplikasi. 

4.       Implementasi
Sistem ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan Microsoft Office Access 2003 sebagai database. Sistem pakar ini digunakan oleh 2 user, yaitu pakar dan user. Disediakan fasillitas untuk mengubah, menambah, dan menghapus basis pengetahuan maupun basis aturan, untuk keperluan apabila sewaktu-waktu ada data maupun aturan yang perlu diupdate.

    




Kelebihan
1.       Mempermudah pasien yang ingin memeriksa gangguan kejiawaanya tanpa harus mencari pakar secara langsung
2.       Biaya yang lebih murah
3.       Dapat membantu pasien yang berada di daerah yang sulit dijangkau

Saran
1.       Menambahkan daftar jenis penyakit agar lebih luas dalam mendiagnosa gangguan yang dialami pasien
2.       Dikembangkan dalam sistem berbasis web agar lebih mudah dalam mengakses aplikasi tersebut

Kesimpulan
1.       Sistem mampu memberikan solusi dengan metode Case Based Reasoning yaitu setiap gejala penyakit yang dimasukkan oleh user akan dicocokkan dengan gejala penyakit terdahulu kemudian sistem akan menampilkan penanganan terdahulu yang akan direvisi sesuai gejala penyakit yang baru.

2.       Sistem ini menggunakan metode penelusuran fakta Forward Chaining dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dalam menentukan jenis penyakit gangguan kejiwaan. Banyak kelebihan yang didapat dalam aplikasi ini namun ada juga hal yang perlu di kembangkan.



Rizqi Syarafi / 16115213 / 3KA04

Daftar Pustaka:
(Reny Retnowati, Ardi Pujiyanta / 2013) IMPLEMENTASI CASE BASE REASONING PADA SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS GANGGUAN KEJIWAAN

Comments

Popular posts from this blog

Book Review : Akiyoshi Rikako

The Iconic JDM : Mazda RX-7

ITIL (Information Technology Infrastructure Library)