Hubungan Interaksi Manusia dan Komputer dengan Ex Machina

                Pada pertemuan kali ini saya akan mereview singkat dan menganalisis mengenai film Ex Machina.


Ex Machina merupakan film yang bertemakan Artificial Intelligence (AI) yang disutradarai oleh Alex Garland. Review singkat, Film ini menceritakan mengenai seorang programmer “Bluebook” (sebuah perusahaan mesin pencari) yang memenangkan kompetisi yang diadakan oleh CEO dari perusahaan tersebut, Nathan. Hadiahnya adalah berkesempatan untuk menghabiskan waktu satu minggu bersama Nathan di tempat tinggal mewah miliknya di Alaska.

                Sesampainya disana, ternyata Caleb tidak diundang untuk liburan, melainkan melakukan “Turing Test” (yaitu sebuah tes dimana seorang manusia dihadapkan dengan sebuah mesin/komputer. Apabila manusia itu tidak merasa tengah berinteraksi dengan komputer melainkan makhluk hidup, maka AI itu dinyatakan berhasil.) AI yang akan di tes merupakan hasil karya sang CEO, Nathan yang bernama Ava.

            Adakah hubungan antara film Ex Machina dengan mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)? Menurut pendapat saya setelah menonton film tersebut, terdapat kaitan yang berhubungan dengan mata kuliah IMK. Karena mata kuliah IMK merupakan sebuah studi yang mengajarkan tentang bagaimana manusia dan komputer secara interaktif melaksanakan dan menyelesaikan tugas/task dan bagaimana sistem yang interaktif itu dibuat. Dalam hal ini meliputi desain user interface, pengecekan apakah terdapat error, bagaimana solusinya, dll.

                Dalam film ini terdapat AI yang dibuat oleh Nathan bernama Kyoko. Kyoko dapat dikatakan AI yang terbilang berhasil. Karena dapat melakukan berbagai macam hal yang dilakukan oleh manusia. Dilihat dari segi User Interface-nya (UI), Kyoko merupakan AI yang memiliki User Interface yang baik. Ia dapat dengan mudah melakukan suatu hal dengan cara di perintah oleh Nathan, seperti membuat makanan. Namun masih terdapat error yaitu ia tidak dapat berbicara dalam bahasa manusia. Untuk itu Nathan membuat solusi dengan mengembangkan AI yang lebih baik yang bisa mengerti bahasa manusia, yaitu Ava. Sebuah AI canggih yang bahkan mampu menandingi kecerdasan Caleb yang merupakan seorang manusia. Contoh kecerdasan buatan lain dengan UI yang baik yaitu sebuah mesin yang dapat membuat ID card dimana ID card tersebut dapat menentukan pintu mana saja yang dapat dibuka dengan ID card tersebut seperti yang dimiliki Caleb dan Nathan.

                Salah satu pesan moral yang didapat dalam film ini adalah, bahwa mengembangkan teknologi itu tidak masalah. Kita dapat dapat mengembangkan berbagai macam inovasi cerdas melalui teknologi. Hanya saja jangan sampai teknologi yang kita ciptakan malah menjadi bencana bagi kita.



Rizqi Syarafi / 16115213 / 3KA04

Comments

Popular posts from this blog

Book Review : Akiyoshi Rikako

The Iconic JDM : Mazda RX-7

ITIL (Information Technology Infrastructure Library)